Topik kelas berat untuk kebanyakan apoteker.
Beberapa orang bertanya kepada saya: kapan sebenarnya seseorang wajib melakukan hemodialisis atau cuci darah?
Ada beberapa kriteria yang bisa digunakan, namun menurut saya 2 yang terbaik adalah: angka creatinine clearance, atau lebih tepatnya GFR (glomerular filtration rate), dan serum creatinine. Empat kriteria lainnya: uremic syndrome; hyperkalemia; extracellular volume expansion; dan acidosis umumnya akan dipastikan dengan salah satu dari kedua kriteria tersebut.
Hemodialisis (HD), sebagai salah satu “ongkos” diabetes yang tidak tertangani dengan baik, tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses yang cukup panjang. Saya akan bicara tentang creatinin clearance, yang lebih populer di Indonesia dibandingkan GFR. Meskipun literatur lebih banyak merujuk GFR untuk menetapkan keharusan melakukan HD. Hal yang sama juga berlaku untuk menetapkan tingkat keparahan gagal ginjal: menggunakan parameter GFR.
Seseorang perlu melakukan HD jika:
• Serum creatinine ± 500 mol/L: waktunya menyiapkan pembuluh darah di dekat pergelangan tangan untuk cuci darah, melalui sebuah operasdi. Disebut: AV fistula, dengan menyambungkan arteri dan vena. Jika serum creatinine sudah mencapai 1.000 micromol/L, berarti sudah waktunya untuk mulai cuci darah
• Creatinine clearance or GFR: < 10. Umumnya ketika GFR < 15 yang bersangkutan sudah dipersiapkan untuk menghadapi cuci darah
Fungsi utama cuci darah adalah untuk:
• Membuang kotoran atau sampah sisa metabolisme, terutama yang berbahaya untuk tubuh, yaitu urea dan creatinine. Itu sebabnya salah satu kriteria dalam penentuan HD adalah creatinine clearance
• Membuang kelebihan cairan di dalam tubuh, yang tidak bisa dikeluarkan melalui urine.
Adapun fungsi endokrin yang sebelumnya dilakukan oleh ginjal, misal: pembentukan hormon untuk produksi sel-sel darah merah, tidak dapat digantikan oleh HD. Jadi pasien cuci darah perlu mendapat suntikan hormon epoietin secara berkala.
Pada kasus yang terbilang “mendadak”, misal: seseorang menderita infeksi yang menyebabkan peradangan pada ginjal dan harus melakukan cuci darah, proses HD bisa dilakukan melalui kateter yang terpasang di dada, yaitu CVC (central venous catheter).
BY A.KARIMAH,M_
* STANDAR penggunaan heparin pd waktu HD buat anti koagulan :
Kebutuhan heparin sebagai anticlotting bervariasi, tergantung kecenderungan darah untuk menggumpal, terutama di sambungan2 selang dialisis. Umumnya dimonitor secara tidak langsung dari tekanan darah dan heart rate selama dialisis. Jika ada masalah pun umumnya ditangani dulu dengan pemberian larutan NaCl, sebelum diputuskan menambah heparin
* Gagal ginjal sendiri sebenarnya ada 5 tahap, tergantung angka creatinine clearance-nya (CCr). Jika CCr sudah mulai < 40 memang dianjurkan mengurangi konsumsi protein & menggantinya dengan minum Ketosteril. Kalau angkanya sudah < 25 hukumnya wajib. Yup Ketosteril untuk memastikan kebutuhan asam amino esensial tetap terpenuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar