Sembelit, konstipasi atau susah buang air besar seperti menjadi penyakit orang modern, yang lebih menyukai fast food dan “tidak ada waktu” untuk makan sayuran dan buah2an setiap hari. Do you agree with me? Seseorang dikatakan menderita konstipasi jika:
- BAB kurang dari 3 kali seminggu, dan tinja yang dikeluarkan keras (bisa merasakannya dong waktu mengeluarkannya)
- Mengejan lebih dari satu kali untuk 4 kali BAB. Artinya 2x lancar tanpa perlu usaha, sisanya kadang harus berupaya keras agar keluar
Jika sisa makanan terlalu lama berada di dalam tubuh, maka konstipasi akan disertai kembung, rasa penuh di perut, atau bahkan kram atau nyeri perut.
Konstipasi terjadi karena usus bergerak terlalu lamban, sehingga semua cairan yang tadinya digunakan untuk pencernaan sudah terlanjur ditarik kembali oleh tubuh. Akibatnya sisa makanan di usus besar makin lama akan semakin kering, keras dan sulit dikeluarkan.
Pada bayi dan anak2, konstipasi bisa juga terjadi karena susu rendah laktosa, atau bebas laktosa yang dikonsumsi setiap hari.
Jika sudah lebih dari 3 hari tidak BAB, konstipasi harus segera ditangani. Perlu dibedakan antara obat yang digunakan untuk menangani konstipasi yang sudah terjadi, dan obat yang berfungsi mencegah berulangnya konstipasi dalam waktu singkat.
- Menangani konstipasi: bekerja mempercepat gerakan usus untuk mendorong sisa makanan agar segera keluar dari tubuh. Contoh: Dulcolax, Laxadine, Microlax. Untuk efek yang segera, pilih bentuk suppositoria atau enema yang dimasukkan ke dalam anus, pagi hari segera setelah bangun tidur. Bentuk tablet dan sirup dianjurkan diminum malam sebelum tidur.
- Mencegah konstipasi berulang: mempunyai kandungan serat cukup banyak, sehingga akan mengembang di usus dan memberikan daya dorong ekstra. Contoh: Dulcolactol, Duphalax, Lactulax, Mulax. Semua produk untuk tujuan ini berbentuk sirup atau powder untuk dilarutkan. Minum setelah makan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar