by A.Karimah.M_
Ditemukannya obat alergi dosis sekali sehari membuat sebagian besar dokter dan apoteker latah: semua alergi diobati dengan Claritin atau Incidal. Apakah hal tsb merupakan tindakan yang tepat? Mari kita lihat dulu apa yang sebenarnya terjadi pada alergi?
Alergi adalah reaksi berlebihan, atau hipersensitif, terhadap “sesuatu”, yang bagi kebanyakan orang lainnya tidak menimbulkan masalah sama sekali. Reaksi berlebihan ini bisa muncul di berbagai lokasi di tubuh kita:
•Kulit: merah, gatal dan bengkak
•Mata: gatal dan berair
•Saluran pernafasan: bersin-bersin, hidung berair, sesak nafas
•Saluran pencernaan: mual, muntah atau diare
•Kulit: merah, gatal dan bengkak
•Mata: gatal dan berair
•Saluran pernafasan: bersin-bersin, hidung berair, sesak nafas
•Saluran pencernaan: mual, muntah atau diare
Jadi berdasarkan gejala alergi yang muncul, maka pemilihan obat alergi bisa dilakukan dengan baik. Contoh alergi:
• Di kulit: merah dan gatal diobati dengan antihistamin topikal, kalau luas permukaan hanya kecil. Contoh: Caladine lotions, Andantol jelly. Jika meluas atau hampir seluruh badan, pilih antihistamin oral. Karena gatal sangat mengganggu, maka sebaiknya dipilih obat alergi yang perlu diminum 2 sampai 3 kali sehari. Contoh: Avil, Polaramine, CTM. Jika dipilih obat yang hanya diminum sekali sehari, bagaimana kalau obatnya diminum pagi hari tapi siang & sorenya masih gatal? Apakah tidak boleh minum obat lagi? Tapi kalau pekerjaan yang bersangkutan sangat memperhatikan faktor kewaspadaan, maka apa boleh buat harus dipilih obat yang hanya diminum sekali sehari, karena obat-obatan ini tidak mempunyai efek samping mengantuk. Contoh: Claritin, Aerius, Incidal OD, Ryzen, Telfast OD, Xyzal. Reaksi alergi di kulit, dengan obat original, umumnya akan hilang dalam waktu satu hari
•Jika reaksi alergi berlangsung sangat parah, sehingga terjadi bengkak di kulit atau lapisan mukosa, maka antihistamin saja tidak cukup. Diperlukan obat antiradang steroid. Contoh: Medrol, Oradexon. Reaksi bengkak umumnya memerlukan waktu sekitar 3 hari untuk bisa hilang tanpa bekas. Jadi perlu diperhatikan penggunaan obat kombinasi antihistamin & steroid
• Di kulit: merah dan gatal diobati dengan antihistamin topikal, kalau luas permukaan hanya kecil. Contoh: Caladine lotions, Andantol jelly. Jika meluas atau hampir seluruh badan, pilih antihistamin oral. Karena gatal sangat mengganggu, maka sebaiknya dipilih obat alergi yang perlu diminum 2 sampai 3 kali sehari. Contoh: Avil, Polaramine, CTM. Jika dipilih obat yang hanya diminum sekali sehari, bagaimana kalau obatnya diminum pagi hari tapi siang & sorenya masih gatal? Apakah tidak boleh minum obat lagi? Tapi kalau pekerjaan yang bersangkutan sangat memperhatikan faktor kewaspadaan, maka apa boleh buat harus dipilih obat yang hanya diminum sekali sehari, karena obat-obatan ini tidak mempunyai efek samping mengantuk. Contoh: Claritin, Aerius, Incidal OD, Ryzen, Telfast OD, Xyzal. Reaksi alergi di kulit, dengan obat original, umumnya akan hilang dalam waktu satu hari
•Jika reaksi alergi berlangsung sangat parah, sehingga terjadi bengkak di kulit atau lapisan mukosa, maka antihistamin saja tidak cukup. Diperlukan obat antiradang steroid. Contoh: Medrol, Oradexon. Reaksi bengkak umumnya memerlukan waktu sekitar 3 hari untuk bisa hilang tanpa bekas. Jadi perlu diperhatikan penggunaan obat kombinasi antihistamin & steroid
•Di mata: umumnya cukup dengan tetes mata antihistamin. Contoh: jika kelopak mata sampai bengkak, maka diperlukan kombinasi antihistamin dan antiradang. Contoh: obat tetes mata yang dijual bebas, Vasacon.
•Di saluran pernafasan: bersin-bersin dan hidung berair, yang umumnya terjadi pagi hari, karena alergi udara dingin, sangat baik diatasi dengan obat yang hanya diminum sekali sehari. Alasan: ketika hari beranjak siang dan matahari telah terbit, umumnya gejala alergi ini akan dengan sendirinya menghilang. Sementara bentuk paling parah alergi di saluran pernafasan adalah asma. Diperlukan obat asma, bukan obat alergi biasa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar