by A.Karimah M_
Probing, atau teknik bertanya, sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif. Terlebih lagi adalah dalam menganalisis masalah pasien, agar solusi yang ditawarkan menjadi tepat. Yang sudah pernah berkonsultasi dengan saya pasti merasakan, bahwa saya akan banyak bertanya sebelum memberikan solusi. Jadi jangan coba2 bertanya kepada saya: “Bu obat diabetes yang paling bagus apa ya?”. Hehehe….
Probing, atau teknik bertanya, sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif. Terlebih lagi adalah dalam menganalisis masalah pasien, agar solusi yang ditawarkan menjadi tepat. Yang sudah pernah berkonsultasi dengan saya pasti merasakan, bahwa saya akan banyak bertanya sebelum memberikan solusi. Jadi jangan coba2 bertanya kepada saya: “Bu obat diabetes yang paling bagus apa ya?”. Hehehe….
•Open-ended: untuk mengeksplorasi informasi dari pasien, agar kita mendapat gambaran yang tepat tentang apa yang sedang dialami. Sebagian besar pasien, kecuali yang sudah terbiasa berkonsultasi dengan saya, menceritakan hal2 yang buat saya tidak ada gunanya / relevansinya, sementara yang penting & saya butuhkan justru tidak disampaikan. Jadi pasien harus “digiring” untuk emmberikan informasi yang diperlukan
•Close-ended: untuk memastikan informasi yang benar. Pasien kita beri pilihan jawaban, dan ybs tinggal memilih salah satunya.
•Close-ended: untuk memastikan informasi yang benar. Pasien kita beri pilihan jawaban, dan ybs tinggal memilih salah satunya.
Berikut adalah contohnya (bagi yang belum membaca kasusnya, silakan scroll down dulu, biar ngerti jalan ceritanya):
Kasus fertilitas:
•Close-ended: “Apakah dalam setahun terakhir (sebelum menikah hingga mulai pengobatan) siklus mensmu normal?” Jawabannya cuma 2: normal atau tidak. Hal ini untuk memastikan apakah ybs bermasalah dengan hormon, PCOS, atau hal lain. PCOS = polycystic ovary syndrome (sindroma adanya beberapa kista di ovarium / indung telur)
•Open-ended: “Tolong dijelaskan”. Untuk memastikan bahwa ybs mengerti apa yang dimaksud dengan siklus normal / tidak. Tidak sekedar menjawab: normal atau tidak normal
Kasus fertilitas:
•Close-ended: “Apakah dalam setahun terakhir (sebelum menikah hingga mulai pengobatan) siklus mensmu normal?” Jawabannya cuma 2: normal atau tidak. Hal ini untuk memastikan apakah ybs bermasalah dengan hormon, PCOS, atau hal lain. PCOS = polycystic ovary syndrome (sindroma adanya beberapa kista di ovarium / indung telur)
•Open-ended: “Tolong dijelaskan”. Untuk memastikan bahwa ybs mengerti apa yang dimaksud dengan siklus normal / tidak. Tidak sekedar menjawab: normal atau tidak normal
Kasus infeksi cervix:
•Close-ended: “Apakah sakit ketika melakukan hubungan seks? Jawabannya cuma 2: sakit atau tidak . Hal ini untuk memastikan apakah ybs menderita trichomoniasis atau infeksi lain
•Open-ended: “Jika ya, jelaskan dimana rasa sakitnya?” Untuk memastikan apakah rasa sakit itu diakibatkan oleh infeksi atau hal lain
•Close-ended: “Apakah sakit ketika melakukan hubungan seks? Jawabannya cuma 2: sakit atau tidak . Hal ini untuk memastikan apakah ybs menderita trichomoniasis atau infeksi lain
•Open-ended: “Jika ya, jelaskan dimana rasa sakitnya?” Untuk memastikan apakah rasa sakit itu diakibatkan oleh infeksi atau hal lain
Contoh lain:
“Mbak saya sering pipis. Kata teman saya diabetes”
Bisa diabetes atau infeksi saluran kemih. Kalau pipis sakit nggak?
“Nggak”
Mungkin diabetes. Nanti malam setelah makan langsung puasa. Besok pagi sebelum sarapan (kecuali minum air putih) langsung ke lab untuk periksa gula darah
And amazing! This is her result:
Gula puasa: 287, setelah makan: 403
“Mbak saya sering pipis. Kata teman saya diabetes”
Bisa diabetes atau infeksi saluran kemih. Kalau pipis sakit nggak?
“Nggak”
Mungkin diabetes. Nanti malam setelah makan langsung puasa. Besok pagi sebelum sarapan (kecuali minum air putih) langsung ke lab untuk periksa gula darah
And amazing! This is her result:
Gula puasa: 287, setelah makan: 403
Selamat mempraktekkan teknik probing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar