Minggu, 28 Juni 2015

SATPAM & GULA DARAH SETELAH OLAH RAGA

by.A.Karimah M_
Di kantor saya, setiap satpam wajib mengikuti olah raga karate seminggu sekali. Yang aku ngerti cuma 2: ban coklat (satpam cewek konon rata2 ada disini) dan ban hitam (yang tertinggi). Mereka yang ban hitam, badannya kekar2. Dulu mereka sering meminjam ruangan training saya untuk latihan. Tentu setelah training selesai di sore hari. Mereka pinjam ruangan saya, karena saya dianggap lebih hebat dari mereka. Lho? Ini kata komandannya lho ya:
Kita memang ban hitam, level yang tertinggi di karate. Tapi bu Karimah blazer dan roknya juga hitam. Jadi dia lebih hebat dari kita. Hahahaha…..

Ceritanya bukan disitu. Ketika mereka ingin meminjam ruangan, kukatakan: boleh, tapi ada syaratnaya (kayak aku saja yang punya ruangan itu. Hehehe….)
“Syaratnya apa bu? Dirapikan & dibersihkan kembali? Itu pasti bu.”
Ora. Saya mau setiap orang yang mau latihan saya cek dulu kadar gula darahnya. Dan nanti setelah selesai juga. Ini penting buat saya & seluruh masyarakat Indonesia. Halah, hiperbolik.

Guess what? Ternyata pria2 yang berbadan kekar itu pada takut kalau jarinya ditusuk untuk ambil sampel darah.
“Mbak Karimah, gimana kalau saya nggak usah? Saya kan komandannya”
“Bu saya takut kalau ditusuk, jadi nggak usah ya bu. Teman2 saya saja”
Heish..ora…semua kudu diambil darahnya 2 kali. Kalau nggak mau, yo wis nggak boleh. Sana bilang sama pak bos yang punya gedung ini, boleh pakai atau tidak. Bapak kan juga ban item.
“Lho justru kita udah matur bapak tadi & bapak bilang: ya tanya sendiri sama bu Karimah, boleh atau tidak. Kalau nggak boleh ya cari tempat lain.
Nah jadi tetep kudu mau kan?

Selesai mereka latihan, dengan keringat gembrobyos yang tidak pernah saya bayangkan, saya langsung cek gula darahnya. Kayaknya ya cuma nonjok2 & nendang2 gitu doang, kok ternyata menguras energi banyak juga ya?
Pertama: lho kok gula darah setelah olah raga lebih tinggi dari sebelum olah raga. Waduh, jangan2 alatnya error nih.
Orang kedua dicek dengan alat yang berbeda: tetap lebih tinggi.
Orang ketiga dengan alat yang berbeda lagi: tetap tinggi. Harap maklum, sebagai bos training saya punya banyak merek dan jenis glucosemeter. Tentu dikasih sama supplier.

Dan giliran saya yang puyeng. Kok bisa begitu? Lha katanya penderita diabetes disuruh olah raga rutin? Wah gawat nih…
Anda tahu jawabannya? Silakan comment & brainstorming disini....

* Mohon dimaklumi kalo ternyata salah 
 Hmmm.... karena olah raganya sore, jadinya makanan siang tadi sebagian sudah terurai menjadi karbohidrat dan masih dalam bentuk glukosa larut dalam darah.



Kadar gula naik drastis karena porsinya lebih banyak jenis olah raga aerob, bukan anaerob. 

Keringat yang sangat banyak adalah ciri khasnya olah raga aerob.

Saat otot aktif membakar glukosa darah untuk gerakan motorik, temperatur naik dan keringat adalah sarana pendinginan otot agar tidak rusak karena efek thermal tadi.

Tubuh menjadi ekstra haus glukosa dan glikogen pun ikut diubah menjadi glukosa...hasilnya kadar gula dalam darah melonjak tinggi.

Tingginya kadar gula itu karena masih adanya glukosa sisa makan siang dalam darah dan kemudian menadapat tambahan ekstra jumlahnya dari glikogen yang ikut diubah jadi glukosa.
Sedangkan glikogen sudah ada sejak sebelum makan siang karena glikogen ini memang ditimbun dalam tubuh sebagai cadangan sumber energi saat sewaktu2 dibutuhkan energi ekstra.

Walau glukosa dalam darah belum turun drastis tapi tubuh manusia secara spontan mengantisipasinya dengan menyiapkan bahan bakar cadangan yaitu glikogen yag diubah tadi.
Efeknya pun jadi akumulatif.

Beda dengan olah raga pagi tanpa sarapan, saat kadar gula darah pada posisi terendah kemudian berolah raga maka naiknya kadar gula tidak setinggi saat olah raga sore.
Karena dalam darah kadar glukosa sedang rendah-rendahnya, jadi walaupun glikogen ikut diubah jadi glukosa sebagai sumber energi maka total glukosa dalam darah relatif tetap rendah.

Efeknya pun beda. Kalau mau cepat ramping (lemak lebih banyak terbakar) maka yang paling bagus olah raga pagi tanpa sarapan sebelumnya. 
Olah raga sore hanya membuat tubuh terkesan lebih berotot dan gempal tapi tetap saja terjadi penimbunan lemak. 

Kalau fokusnya pembakaran lemak tubuh, maka olah raga kardiovaskuler (aerob) lebih dulu dengan prosi 75%, sisanya latihan angkat beban dengan repetisi tinggi namun berat beban relatif ringan.
Kalau mau bina raga dengan fokus membesarkan otot dan membuat kulit "kering" dari lapisan lemak, maka olah raganya 75% angkat beban dilanjut sisanya 25% kardio. Dilakukan utamanya saat pagi.
Beban yang diangkat pun ditingkatkan beratnya dengan sistem piramid dan metode antagonis untuk hasil maksimal.... 
smile emotikon

kalau contoh yang anaerob itu latihan angkat beban dimana gerakan dan sejumlah energi dipusatkan pada bagian tertentu otot saja.

Karena pemusatan gerak tersebut maka tubuh butuh reaksi chemical yang instant pula, akhirnya otot ber-repirasi secara anaerob yaitu respirasi molekuler seketika tanpa melibatkan atom oksigen sebagai pengantar elektronnya.

Jadi mirip respon istant, walau tanpa kehadiran O2 masih bisa membuat energi untuk kebutuhan sesaat.

Tapi seiring waktu sel otot juga akan melakukan respirasi aerob lebih banyak saat anaerob dirasa sudah tidak cukup lagi dalam menyediakan tenaga...



Beda dengan aerob yang melibatkan banyak gerakan hampir semua otot primer dan ada koordinasi antar otot tersebut, maka anaerob menghasilkan kenaikan temperatur tubuh yang tidak signifikan, akibatnya jumlah keringat pun lebih sedikit dibandingkan dengan olah raga aerob.

Kenaikan temperatur yang signifikan hanya dialami pada otot yang di-olahraga kan saja.



Saat latihan aerob, semua otot primer memberi tahu banyak butuh oksigen dalam pemecahan molekul menjadi energi, makanya tubuh manusia merespon dengan cara nafas menjadi lebih dalam untuk menarik lebih O2 , denyut jantung menjadi lebih cepat juga supaya O2 dalam darah lebih cepat sampai ke sel otot yang minta oksigen.

Energi yang dihasilkan oleh respirasi molekuler secara anaerob jauh lebih sedikit jika dbiabdingkan dengan aerob, sekitar 2ATP. 
Kalau aerob sekitar 36 ATP ( = Adenosite Tri Pospate).
Maka dari itu latihan aerob sangat baik untuk membakar lemak dan karbohidrat, karena semakin besar ATP yang dihaslikan semakin besar pula cadangan energi yang akan dibakar.
Dan juga lebih lelah pastinya.

Saat olah raga sebenarnya terjadi bersamaan 2 jenis respirasi pada otot yaitu aerob dan anaerob, cuma mana yang lebih dominan terjadi untuk pembentukan energi maka diklasifikasikan sebagai aerob atau anaerob...

!!* Luar biasa .. I don’t have the insight the way you have it. I couldn't agree more. Terima kasih banyak  ulasannya. Memang enak kalau punya teman pinter2. Saya yakin pembaca juga jadi belajar banyak tentang olah raga. 
Saya sendiri akan membahasnya dari angle yang berbeda, sedikit dikaitkan dengan olah raga untuk penderita diabetes. Silakan baca di thread terbaru ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar