Sabtu, 27 Juni 2015

DOSAGE FORM BERBEDA UNTUK INDIKASI BERBEDA

Sebagian mahasiswa selalu dengan enteng “memungut” indikasi produk yang diujikan dari buku farmakologi, tanpa mempertimbangkan bentuk sediaan apa yang akan mereka buat. Mereka dengan enteng menjawab: di AHFS atau Goodman & Gillman tertulis begitu kok. Look at this: ketika belajar farmakologi, kita hanya mengenal indikasi untuk obat tertentu. Ketika belajar farmakoterapi, perlu dibedakan indikasi untuk dosage form yang berbeda. Berikut adalah contohnya:
Nizoral (ketoconazole) tablet: untuk infeksi jamur secara umum.
 Nizoral SS (scalp solution): hanya untuk ketombe. Nggak mungkin tho keputihan karena jamur diobati dengan Nizoral SS, meskipun isinya sama? Nizoral cream untuk infeksi tinea di kulit, dengan luas permukaan yang kecil. Jika luas permukaannya besar, tentu sediaan oral lebih efektif
Daktarin cream: untuk infeksi jamur Tinea cs. Daktarin powder: terutama untuk infeksi jamur Tinea pedis atau kutu air, yang berkaitan dengan kaki yang selalu lembab. Tinea versicolor alias panu lebih cocok diobati dengan bentuk krim. Daktarin Diaper ointment: untuk diaper rash atau ruam popok. Daktarin oral gel: untuk infeksi jamur Candida di rongga mulut alias sariawan.
Adalat tablet: untuk pengobatan hipertensi dan angina pectoris.
Adalat retard dan OROS tablet: pengobatan hipertensi dan PENCEGAHAN angina pectoris. Keduanya tidak boleh digunakan untuk menangani angina pectoris yang sedang terjadi
Ciproxin tablet: untuk pengobatan infeksi saluran pernafasan. Ciproxin XR tablet: untuk pengobatan infeksi saluran kemih.
Dulcolax tablet: pencegahan konstipasi di hari berikutnya. Diminum malam hari. Dulcolax suppositoria: penanganan konstipasi di hari H. Dimasukkan ke dalama nus pagi hari untuk merangsang buang air besar
Betadine solution & Betadine vaginal douche: ngerti kan bedanya . Apalagi dengan Betadine gargle & Betadine shampoo. Hehehe….
Voltaren: untuk OA (osteoarthritis) & RA (rheumatoid arthritis). Voltaren SR & retard ditujukan untuk mengurangi efek samping terhadap saluran pencernan, dan mengurangi risiko lupa minum obat bagi para eyang. Voltaren emulgel untuk radang sendi ringan, misal: di lutut. Volatren Ophtha tetes mata: untuk inhibisi miosis (pengecilan pupil mata) selama operasi katarak & pencegahan radang setelah operasi katarak.
Zovirax tablet: pengobatan herpes genital, herpes labialis dan chicken pox dan shingles.
 Zovirax cream 5 g: pengobatan herpes genital. Zovirax cream 2 g: pengobatan herpes labialis.
Canesten cream: infeksi superfisial jamur Tinea cs.
 Canesten vaginal tablet: hanya untuk vaginal candidiasis alias keputihan.
Tarivid tablet: infeksi saluran pernafasan bagian bawah, kemih dan kelamin.
 Tarivid ophthalmic solution: infeksi bakteri di mata, misal: bacterial conjunctivitis, atau bacterial corneal ulcer.
 Tarivid otic solution: infeksi telinga, misal: otitis externa dan otitis media
Flagyl forte tablet untuk amubiasis dan trichomoniasis.
 Flagyl suppositoria untuk pencegahan infeksi bakteri anaerob post-op, alternatif untuk yang tidak bisa meminum tablet
dll.....
by A.Karimah M_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar